Senin, 12 Agustus 2019

Kampanye Door To Door, Taktik Efisien Gaet Suara di Pemilu 2019?

Kampanye door to door tetap jadi ujung tombak parpol, caleg, sampai capres serta wapres mendekati Penentuan Presiden (Pemilihan presiden) 2019. Bahkan juga, semenjak kampanye sah diawali pada 23 September 2018 lalu, calon presiden serta calon wakil presiden langsung memercayakan taktik kampanye door to door. Satu taktik kampanye usang yang masih dipandang ampuh dekati rakyat.

Tetapi, terakhir kampanye door to door sudah sempat tercoreng sebab tindakan segelintir pelaku yang menyisipkan jadwal kampanye hitam waktu mendatangi rumah masyarakat. Paling tidak ada dua masalah serius kampanye door to door yang dipandang membahayakan buat kelangsungan pemilu damai serta nilai-nilai demokrasi. Dua tindakan yang mencoreng kampanye door to door itu berlangsung di Karawang Jawa Barat serta Bireun Aceh. jasa kampanye online bisa menjadi solusi untuk kamu.

Kampanye Door To Door Sudah sempat Tercoreng
Di Karawang, warga digemparkan satu video yang menjelaskan jika capres (calon presiden) nomer urut 01 Joko Widodo (Jokowi) akan melarang azan bergema bila kelak dipilih kembali jadi presiden. Dalam video, pesan itu dikatakan oleh beberapa wanita ke yang tinggal di rumah dengan memakai bahasa Sunda.

"Moal aya deui sora azan, moal aya deui nu make tiyung. Awewe jeung awewe meunang kawin, lalaki jeung lalaki meunang kawin," kata wanita dalam video itu.

Mengenai makna dari kalimat itu ialah, “Tidak ada suara azan, tidak lagi ada yang menggunakan kerudung. Wanita sama wanita bisa menikah, lelaki sama lelaki bisa menikah.”

Polisi pada akhirnya sukses membekuk tiga wanita yang disangka ada dalam video serta lakukan tindakan kampanye hitam melalui taktik door to door. Tidak jauh berlainan seperti di Karawang, belakangan ini kampanye door to door dengan tindakan membahayakan berlangsung di Kabupaten Bireun, Aceh.

Baca : Emak-emak Punya potensi Jadi Korban Hoax di Pemilihan presiden 2019

Polisi sukses tangkap empat pria di Kabupaten Bireun, Aceh. Mereka disangka lakukan gertakan dengan senjata tajam pada beberapa timses parpol supaya tidak mengampanyekan calon yang diusung oleh partainya. Selesai diintimidasi, beberapa timses itu merasakan ketakutan sebab barisan pria ini hadir ke tempat tinggalnya malam hari dengan ramai-ramai.

Kasat Reskrim Bireun, Iptu Eko Rendi Oktama menerangkan gertakan yang dikerjakan oleh sekumpulan pria itu dikerjakan dengan mendatangi rumah-rumah timses parpol di Bireun.

"Barisan ini kita sangka adalah timses dari satu diantara partai yang berada di kontestasi pemilu legislatif serta presiden 2019. Mereka hadir ke rumah-rumah timses partai yang lain serta mengintimidasi mereka supaya tidak mengampanyekan serta menyukseskan calon yang diusung oleh partainya," kata Eko Rendi, Kamis, 28 Februari 2019.

Tim Jokowi serta Prabowo Konsentrasi Door To Door
Walau sudah sempat tercoreng sebab tindakan segelintir pelaku yang lakukan kampanye door to door lewat cara yang salah, tetapi taktik kampanye dengan mendatangi rumah masyarakat satu demi satu ini masih jadi jagoan mendekati Pemilu 2019. Taktik kampanye door to door masih diambil untuk tingkatkan kepopuleran calon presiden serta calon wakil presiden, parpol, dan calon legislatif.

Dalam beberapa peluang waktu berkunjung ke beberapa wilayah, calon presiden nomer urut 01 Jokowi sering mengemukakan pada beberapa pendukungnya untuk lakukan kampanye door to door. Bahkan juga, waktu bertandang ke Riau di akhir tahun 2018 lalu, dia minta pendukungnya di Riau untuk turun langsung dari pintu ke pintu untuk menegur warga.

Jokowi menjelaskan taktik kampanye door to door semakin lebih efisien dibandingkan menempatkan baliho. "Jika cuma pasang baliho, minta maaf, warga sekarang telah berlainan. Butuh dari dalam hati ke hati," kata Jokowi waktu berjumpa Team Kampanye Wilayah Jokowi-Ma'ruf Riau, di Pekanbaru, Sabtu, 15 Desember 2019.

Baca : Bawaslu Kira Emak-emak di Karawang Tidak Melanggar Ketentuan Kampanye, Bagaimana Ketentuan Sebetulnya?

Lalu, Jokowi juga bercerita pengalamannya waktu bertanding di penentuan wali kota Solo beberapa tahun kemarin. Waktu itu, sebagian besar calon kumpulkan pendukungnya di lapangan atau stadion. Tetapi, dia menampik ikuti style empat calon lain serta lebih pilih untuk kampanye dengan door to door.

"Coba 2004 bertanya di Solo Jokowi tidak ada yang mengetahui. Tetapi saya kerjakan waktu itu marketing yang benar, door to door. Memperkenalkan diri, salami satu demi satu," sebut bekas Gubernur DKI Jakarta itu.

Waktu lakukan kampanye door to door serta berjumpa langsung dengan warga, Jokowi terima input serta pendapat. Dia menerangkan pada warga apa yang akan dia lakukan. "Pada akhirnya menang, tipis. Saya bisa 37 %," katanya.

Bahkan juga, taktik yang sama kembali diaplikasikan oleh Jokowi waktu maju jadi wali kota Solo untuk ke-2 kalinya. Hasilnya, Jokowi jadi petahana menang mutlak lebih dari 90 % suara. Begitupun waktu bertanding di Pemilihan kepala daerah DKI Jakarta, taktik door to door kembali diaplikasikan oleh Jokowi sampai pada akhirnya menang.

Tetapi, Jokowi mengaku jadi capres, taktik door to door tidak dapat diaplikasikan sebab daerah Indonesia yang luas dan masyarakat yang banyak. Oleh karenanya, Jokowi minta taktik door to door itu diaplikasikan oleh tiap pendukungnya. "Jika ini kita kerjakan, saya meyakini di Riau dengan militansi yang saya lihat saat ini, jika sasarannya 60 % itu menurut saya tidak susah, tetapi kerjaannya yang berat," katanya.

Begitupun dengan kubucapres-cawapres nomer urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang mulai lakukan kampanye door to door untuk menarik simpati warga. Ditambah lagi, hasil survey Cyrus Network tunjukkan jika kampanye langsung atau door to door belum juga optimal dikerjakan ke-2 tim. Chief Executive Officer Cyrus Network Hasan Nasbi mengamini hal tersebut.

"Berkaitan kunjungan door to door, baru sebesar 9,8 % responden baru merasakan didatangi oleh relawan Jokowi-Amin, serta 5,9 % yang didatangi relawan Prabowo-Sandi," kata Hasan dalam diskusi bertopik 'Pertarungan Darat serta Media Sosial Capres-Cawapres 2019' di Hotel Akmani, Jakarta, Kamis, 28 Februari 2019.

Menyikapi hal tersebut, Juru Bicara BPN Prabowo-Sandi, Andre Rosiade menjelaskan jika kubunya akan mengoptimalkan taktik kampanye langsung atau door to door. Semua komponen simpatisan akan dikerahkan untuk mendatangi rumah-rumah masyarakat untuk mempropagandakan Prabowo-Sandi.

Baca : Disebutkan Bermuatan Politis, Apakah benar Bagi-bagi Sertifikat Tanah Ala Jokowi Cuma Mendekati Pemilihan presiden?

"Kita lakukan perang darat dengan efisien, terus jelas kami BPN Prabowo-Sandi tidak punyai uang yang demikian berlimpah seperti TKN Jokowi-Ma'ruf. Kami jadikan door to door berjumpa warga, caleg-caleg, relawan kerja menjadi ujung tombak pemenangan Pak Prabowo serta Bang Sandi," kata Andre.

Pendekatan Kampanye Door To Door Dipandang Efisien
Pendekatan kampanye door to door memang dipandang efisien untuk memperoleh suara warga serta tingkatkan kepopuleran. Tim Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandi tertera lakukan beberapa pekerjaan dengan taktik door to door. Contohnya saja seperti, blusukan ke pasar berbicara dengan beberapa pedagang, hadiri acara keagamaan, berkunjung ke pesantren serta tokoh agama, hadiri acara komune dan olahraga, dan lain-lain.

Kampanye lewat cara dari pintu ke pintu pasti lebih efisien dibanding kampanye lewat cara mengadakan panggung hiburan atau melalui baliho. Khususnya sebab kampanye door to door tidak mengganggu kenyamanan warga sebab tidak ada arak-arakan, dapat bersilahturahmi, serta biayanya juga murah.

Bahkan juga, Wakil Presiden Jusuf Kalla menjelaskan cara kampanye berjumpa dengan calon pemilih dalam jumlahnya banyak tidak efisien dikerjakan. Oleh karena itu, menurut dia taktik kampanye door to door memang tambah lebih efisien.

"Kampanye itu saat ini bukan kampanye massal, jadi automatis 'door to door', sebab tidak lagi ada rapat umum, berarti hanya terbatas, tidak ada 'rally' sepeda motor ke mana-mana, pada akhirnya 'door to door'," kata Jusuf Kalla, sebagai Ketua Dewan Pengarah Team Kampanye Nasional (TKN) pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin, di Jakarta, Senin, 17 Desember 2018. kampanye online bisa menjadi solusi untuk kamu.

Related Articles

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.